Minggu, 01 Mei 2011

KTI BUNUH DIRI BAB I

1.1 Latar belakang 
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan mempertahankan prilaku yang mengkontribusi fungsi integrasi ( stuar and sundeen ). Pasien atau klien dapat berupaya individu, keluarga kelompok organisasi atau komonitas.
Salah satu masalah yang dihadapi klien dalam keperawatan adalah prilaku bunuh diri, dan bentuk penyelesaian dari masalah prilaku bunuh diri adalah memberikan penatalaksanaan yang sesuai dengan kebutuhan klien
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakiri kehiduapan. Di amerika serikat dilaporkan 25.000 tindakan bunuh diri setiap tahun dan merupakan penyebat kematian yang kesebelas . Rasio kejadian bunuh diri antara pria dan wanita adalah tiga berbanding satu ( keliat budi Ana 1994 )
Sedangkan indonesia lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri kehidupannya dengan bunuh diri mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu resiko untuk bunuh diri yaitu gangguan afektif, penyalahguaan zat, dan skizofrenia ( Stuard san Sundeen, 1998 hlm 286 )
Bunuh diri merupakan kedaruratan psikiatri karena klien berada dalam keadaan stres yang tinggi dan menggunakan koping yang maladaptif. Selain itu bunuh diri merupakan tindakan integritas merusak diri atau mengakiri kehidupan. Situasi gawat pada bunuh diri adalah saar ide bunuh diri timbul secara berulang tanpa rencana ang spesifik untuk bunuh diri. 
Dan ciri-ciri klien bunuh diri adalah pasien pernah mencoba bunuh diri, keinginan bunuh diri dinyatakan keterangan-keteragan, klien cemas, klien baru mengalami kehilangan.
Oleh karena itu, perawat harus memerlukan ciri karakteristis yang baik dan bagus dalam penatalaksaan klien dengan prilaku bunuh diri. Karena Sebagai mana diketahui karakteristik adalah salah satu aspek kepribadian yang menggambarkan suatu susunan batin manusia yang nampak pada kelakuan dan perbuatan ( Heri purwato, 2000 : 112 )
Untuk itu upaya yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan adalah perawat harus ditingkatkan sumber daya manusianya. Dengan melakukakan-melakukan penataran serta menigkatkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi agar sesuai dengan tangung jawab dan wewenang serta etika profesional yang sesui dengan perkembangan zaman yang selalu menuntut pelayanan kesehatan yang prima dalam mewujutkan hal tersebut diperlukan teknik, sikap dalam penatalaksaan terhadap klien dengan prilaku bunuh diri.
Dari pengamatan di RSJ HB sa`anin Padang, pada khususnya perawat yang dinas dibagian rawat inap cenderung hanya memantau pasien sekilas saja, tanpa memperhatikan pasien semaksimal mungkin, begitu juga halnya kepada keluarga pasien, perawat jarang sekali menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya penatalaksanaan atau pengobatan yang diberikan kepada klien sehubungan dengan pencegahan bunuh diri.
Sedangkan klien yang berprilaku bunuh diri ada peneliti temui, tetapi sebagian rumah sakit tidak mencatat angka klien yang berprilaku bunuh diri . peneliti juga melihat buku laporan diruangan-diruangan yang ada di RS Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang, tetapi penelii tidak menemui angka klien yang berprilaku bunuh diri di rumah sakit. peneliti hanya ingin menemukan apakah ada hubungan karakteristik terhadap penatalaksaan klien dengan prilakuDari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam membantu proses kesembuhan klien atau mencegah terjadinya resiko prilaku bunuh diri diperlukan sekali penatalaksaan yang tepat dari dari perawat.
Mengingat sangat pentingnya peran perawat terhadap penatalaksaan yang tepat dari perawat.
Mengingat sangat pentingnya peran parawat terhadap penatalaksaaan klien dengan prilaku bunuh diri, maka penulis tertarik menggali bagaimana hubungan karakteristik perawat dalam penatalaksanaan klien dengan prilaku bunuh diri. 
1.2 Rumusan masalah
Dalam melakukan penelitian ini, penulis ingin melihat apakah ada hubangan karakteristik perawat terhadap penatalaksaan klien dengan prilaku bunuh diri di RSJ Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang Tahun 2009
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan karakteristik perawat meliputi tingkat pendidikan, usia dan lama kerja terhadap penatalaksanaan klien dengan prilaku bunuh diri di Ruang rawat anap RSJ Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang Tahun 2009
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengedentifikasi karakteristik parawat, meliputi tingkat pendidikan, usia dan lama kerja perawat di Ruang rawat anap RSJ Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang Tahun 2009
1.3.2.2 Mengidentifikasi hubungan tingkat pendidikan perawat terhadap penatalaksaan klien dengan prilaku bunuh diri di Ruang rawat anap RSJ Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang Tahun 2009 
1.3.2.3 Mengidentifikasi hubungan tingkat usia pearawat terhadap penatalaksaan klien dengan prilaku bunuh diri di Ruang rawat anap RSJ Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang Tahun 2009.


1.3.2.4 Mengidentifikasi hubungan tingkat usia perawat terhadap penatalaksaan klien dengan prilaku bunuh diri di Ruang rawat anap RSJ Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang Tahun 2009. 
1.4 Manfaat penelitian 
1.4.1 Bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan karakerisik perawat terhadap penatalaksanaaan klien dengan prilaku bunuh diri.
1.4.2 Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan dan ajuan dalam mengembangkan ilmu pengetauan bagi peserta didik khususnya pada pendidikan DIII keperawatan dan juga sebagai bahan penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi lahan
Sebagai masukan bagi RSJ Prof.Dr.HB.Sa`anin Padang mengenai hubungan karakreristik perawat terhadap penatalaksaan klien dengan prilaku bunuh diri

1 komentar:

bisa minta soft filenya ??thx

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...