Selasa, 08 Februari 2011

KTI PERILAKUK KEKERASAN BAB I


A.        Latar Belakang
       Perubahan ekonomi yang sangat cepat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta situasi politik yang tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan perilaku kekerasan di masyarakat. Tingginya angka kemiskinan di Indonesia lebih dari 30 juta orang ditambah dengan pengangguran lebih dari 40 juta orang telah menyebabkan tingginya angka kriminalitas, tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga, banyaknya penggusuran, perebutan hak atas tanah, daya beli lemah, pendidikan rendah, lingkungan buruk,  kurang gizi, mudah teragitasi, kekebalan menurun dan infrastruktur yang masih rendah menyebabkan masyarakat mudah marah, mudah tersinggung dan sering menyelesaikan masalah dengan otot bukan dengan otak atau tidak mampu menggunakan cara musyawarah ( Iyus Yosep, 2007 ).
       Situasi ini dapat menyebabkan stres, cemas, krisis dan  masalah psikososial lainnya sehingga meningkatkan angka gangguan jiwa di masyarakat Indonesia. Saat ini diperkirakan ada 450 juta penderita gangguan jiwa di seluruh dunia. Laporan World Health Organization ( WHO ) 2001 menyebutkan satu dari empat orang bakal menderita gangguan mental atau neurologis. (www.kompas.com/kompascetak/0110/12/nasional/pema25.htm,   diunduh 7 Desember 2010). Data WHO 2006 mengungkapkan 26 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa (http:// FreeLists - nasional_list - [nasional_list] [ppiindia], diunduh  11 Nopember 2010).
        Salah satu manifestasi dari gangguan jiwa yang menjadi penyebab penderita dibawa ke rumah sakit adalah perilaku kekerasan. Perilaku kekerasan  adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada diri sendiri maupun pada orang lain. Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah atau berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang berlebihan ( Iyus Yosep, 2007).
       Menghadapi masalah ini diperlukan kerjasama antara tenaga kesehatan yaitu  dokter, psikiater, psikolog, perawat jiwa dengan pemerintah. Sangat dibutuhkan perawat yang terampil dan intelektual yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional kepada klien dengan masalah psikososial dan pasien gangguan jiwa  ( Jenny, Sri Eka dkk, 2008 ). Perawat jiwa sebagai pemberi asuhan keperawatan jiwa selain dituntut untuk memberikan asuhan keperawatan yang profesional juga harus dapat mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan secara ilmiah ( Iyus Yosep, 2007 ).
            Perawat adalah tenaga kesehatan yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan  pasien yang rawat inap dibandingkan dengan profesi kesehatan jiwa lain, sehingga perawat  yang bekerja 24 jam lebih terlibat dalam pencegahan dan penanganan perilaku amuk dan lebih beresiko menjadi korban terhadap perilaku kekerasan oleh pasien. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan suatu pemahaman realistis tentang perilaku kekerasan dan resikonya agar perawat mampu menyediakan asuhan keperawatan jiwa terbaik untuk pasien  serta memastikan keselamatan mereka sendiri manakala situasi klinis memaksa perawat berada pada keadaan tersebut.
        Berdasarkan hal-hal tersebut penulis tertarik untuk mengangkat judul Karya Tulis Ilmiah “ Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. S  dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang VI ( Gatot Kaca ) RSJD dr. Amino Gondohutomo Semarang ”.
B.         Tujuan Penulisan
1.  Tujuan  Umum
 Penulis  dapat  memberikan  Asuhan  Keperawatan  Jiwa  pada klien dengan masalah utama perilaku kekerasan secara  ilmiah.
2.  Tujuan  Khusus
a.  Penulis  dapat  melakukan  pengkajian  pada  klien  dengan  masalah perilaku kekerasan.
b. Penulis  dapat  menentukan  masalah  keperawatan  pada  klien  dengan  masalah perilaku kekerasan.                 
c. Penulis  dapat  menyusun  perencanaan  keperawatan  untuk  mengatasi  masalah  perilaku kekerasan.
d. Penulis  dapat  membuat  implementasi  pada  klien  dengan  masalah perilaku kekerasan.
e. Penulis  dapat  mengevaluasi  asuhan  keperawatan  pada  klien  dengan  masalah perilaku kekerasan.
f. Penulis  dapat  mengidentifikasi  hambatan  dalam  perawatan  pasien  dengan  masalah perilaku kekerasan.
C.         Metoda Penulisan
         Dalam  menulis  karya  tulis  ilmiah  ini  penulis  menggunakan  metode  deskriptif  dengan  pendekatan  proses  keperawatan  jiwa  yang  terdiri  dari  :  pengkajian, diagnose  keperawatan, pelaksanaan  dan  evaluasi, sedangkan  tehnik  penulisan  yang  digunakan  sebagai  berikut  :
1. Observasi  Partisipasif
Yaitu  mengadakan  pengawasan  langsung  terhadap  keadaan  umum  pasien    serta  melaksanakan  asuhan  keperawatan  sesuai  dengan  permasalahan  yang  dihadapi  dengan  timbulnya  perubahan  klinis  selama  observasi.
     2. Wawancara
Yaitu  mengadakan  tanya  jawab  langsung  dengan  pasien, perawat  serta  petugas  kesehatan  yang  bersangkutan  dengan  pasien.


3. Studi  Dokumentasi
Yaitu  mempelajari  buku – buku  laporan  dan  catatan  medis  serta  dokumen  lainnya  untuk  membandingkan  dengan  data  yang  ada.
4. Studi  Pustaka
Yaitu  mempelajari  buku – buku  referensi   yang  berhubungan  dengan Perilaku kekerasan
D.        Sistematika Penulisan
       Karya  Tulis  Ilmiah  ini  ditulis  dalam  lima  bab  yang  ditulis  secara   sistematika  dan  tiap – tiap  bab  terdiri  dari  beberapa  sub  bab  yaitu  :
   BAB  I     : Berisi  tentang  pendahuluan  yang  meliputi  latar  belakang, tujuan  penulisan, metode  penulisan, dan  sistematika  penulisan.
               BAB  II             : Berisi  tentang  konsep  dasar  yang  berisi  tentang  pengertian, rentang  respon  perilaku kekerasan, faktor  predisposisi, faktor presipitasi, tanda  dan  gejala, mekanisme  koping, etiologi, akibat, pohon masalah, diagnosa  keperawatan, intervensi  keperawatan  dan  strategi  pelaksanaan  tindakan  keperawatan. 
BAB III : Berisi  tentang  tinjauan  kasus  yang  membahas  kasus  pasien  meliputi  pengkajian, analisa  data, daftar  masalah  keperawatan, pohon  masalah, diagnosa keperawatan, perencanaan  keperawatan, implementasi  dan evaluasi.
BAB IV: Berisi  tentang  pembahasan  kasus  yang  bertujuan  untuk  menemukan  kesenjangan  antara  teori  dan  fakta  yang  ada  mulai  dari  pengkajian, diagnose  keperawatan, intervensi, implementasi  dan evaluasi.
BAB  V : Berisi  tentang  kesimpulan  dan  saran – saran  tentang  kasus  yang  dibahas  dan  dapat  menjadi  pemikiran  selanjutnya.



0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...