Senin, 06 Oktober 2008

ASKEP GAGAL GINJAL AKUT (GGA)

PENGERTIAN
Sekumpulan gejala mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak.

PATOFISIOLOGI
Hilangnya fgs ginjal sec mdadak akibat :
à kegagalan sirkulasi renal
à disfungsi tubulus 
à disfungsi glomerulus 

 Dimanifestasikan dengan :
- anuria (urine < 50 ml/jam)
- oliguria (urine < 400-500 ml/24 jam)
- peningkatan BUN
- kreatis serum
- hiperkalemia 
- retensi sodium.

ETIOLOGI
 Prerenal : akibat kond yg menyebabk < aliran drh ginjal & menurunnya filtrasi glomerulus, spt luka bakar, perdrhn, sepsis, CHF, syok kardiogenik, terapi deuretik.
 Intrarenal : akibat trauma jar glomerulus atau tub ginjal, spt iskemia intrarenal, toksin, proses imonulogi, sistemik, vaskular.
 Postrenal : akibat sumbtan atau gang aliran urine melalui saluran kemih (sumbtn bag distal gjl). Tekanan ditubls meningkat shg laju filtrasi glomerulus meningkat, ditandai kesulitan mengosongkan kandung kemih & perub aliran kemih.

TAHAP KEJADIAN GGA
 Trauma gjl dlm bbrp jam sampai hari 
 Fase oliguria-anuria 
 Fase diuretik (dalam 24 jam volume urine keluar mencapai 500 ml)
 Fase penyembuhan:
-- beberp bln (3 bln – 1 thn)
-- kadang terjd jaringan parut. 

TANDA GEJALA
 Tampak letargi, mual, muntah & diare 
 Kulit & membran mukosa kering 
 Produk urine sedikit 
 Peningkatan BUN
 Hiperkalemia 
 Asidosis metabolik 
 Abnormalitas Ca dan PO4

PENGKAJIAN
 Kaji riwayat jantung, maligna, sepsis, atau penyakit sebelumnya 
 Kaji adanya paparan obat meracuni ginjal 
 Kaji tanda fisik spt turgor kulit, pucat, perubahan irama jtg, edema
 Monitor volume urine.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan bd penurunan filtrasi glomerulus dan retensi sodium, ditandai BB meningkat cepat, asupan > dari pada pengeluaran, perubhn tekanan arteri, edema anasarka, distensi vena jugularis, perub pola nafas, sesak nfs, penurunan Hb.
Tujuan : Terpenuhi kebutuhan cairan dan keseimbangan elektrolit. 

1. Intervensi Keperawatan :
 Monitor tanda hipovolume atau hipervolume 
 Catat asupan dan pengeluaran urine
 Monitor serum dan konsentrasi elektrolit urine
 Ukur berat badan etiap hari.
 Catat dan kaji tanda-tanda vital
 Pantau pemberian elektrolit 
 Pengobatan diet
 Lakukan transfusi darah 
 Monitor keseimbangan asam basa.

2. Risiko infeksi bd gang sistem imun dan pertahanan tubuh ditandai demam, perub tanda vital.
Tujuan : Pencegahan infeksi.
Intervensi Keperawatan :
 Monitor tanda infeksi 
 Angkat kateter urine, monitor infeksi sal kemih 
 Gunakan perawatan higiene pulmonari 
 Lakukan perawatan luka 
 Berikan antibiotik sesuaikan derajat kerusakan ginjal.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd katabolik, anoreksia, malnutrisi ditandai mual, muntah, BB kurang, konjungtiva dan membran pucat, tidak mampu mencerna mkn.
 Tujuan : Tercukupinya kebutuhan nutrisi 

Intervensi Keperawatan :
 Kolaborasi ahli gizi mengatur asupan protein
 Diet rendah protein digabung dengan asam amino esensial dan vitamin
 Protein ditingkatkan jika mengikuti dialisis 
 Berikan makanan tinggi karbohidrat 
 Ukur BB setiap hari 
 Monitor BUN, kreatinin, elektrolit, serum albumin
 Siapkan hiperalimentasi.

EVALUASI
 Tekanan darah stabil, tidak edema, dan pernafasan normal
 Tidak ada tanda infeksi 
 Asupan makanan cukup.

DAFTAR PUSTAKA
1. Doengoes, Marlin E, (1992). Nursing Care Plans : Guedelines For Planning And Documenting Patien Care, 3 th. Ed., F.A. Davis Company, USA
2. Soeparman (1994), Ilmu Penyakit Dalam Edisi II, balai penerbit FKUI Jakarta.
3. Ignatavicius, Donna D., (1998), Medical Surgical Nursing: A Nursing Process Approach, C.V., Mosby Company, USA.
4. Marry M, Canobbio, (1990) Cardivasculer Disorder, Ed, The Mosby Company, USA.


Untuk download pdf
Untuk download ppt

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...