Khaidirmuhaj.blogspot.com - Pemberian vaksin merupakan upaya preventif terhadap penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian. Namun, cakupan imunisasi nasional saat ini masih rendah yakni mencapai 80 persen. Salah satu kendala dalam imunisasi adalah keengganan orangtua mengimunisasi anak karena percaya pada mitos-mitos yang menyesatkan.
"Di berbagai milis banyak beredar isu-isu tentang vaksin yang keliru" kata dr.Soedjatmiko. Sp.A, Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam acara media edukasi kesehatan anak yang diadakan Pfizer di Jakarta (30/6/2010).
Selain itu, program imunisasi saat ini tidak lagi dilakukan pemerintah pusat, namun diserahkan pada pemerintah daerah.
Soedjatmiko menjelaskan, vaksin yang dipakai di Indonesia merupakan buatan lokal yakni Bio Farma.
"Salah kalau ada yang bilang vaksin kita dari buangan negara maju, justru kita mengekspor vaksin ke lebih dari 120 negara," katanya.
Isu mengenai kandungan merkuri dalam vaksin yang menyebabkan autis juga dianggap salah. "Memang ada merkurinya sebagaiadjuvant, tapi jumlahnya sangat sedikit, bahkan kebih banyak merkuri dalam ikan laut," urainya.
Pada beberapa kasus memang terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi seperti kulit kemerahan dan bengkak atau demam. "Pada umumnya kejadian ikutan pasca-imunisasi ringan dan tidak berbahaya. Lagipula manfaat yang didapat dari imunisasi lebih besar dari efek sampingnya," paparnya.
Namun untuk menghindari efek samping yang tak diinginkan, disarankan untuk memberitahu dokter bila imunisasi yang lalu mengalami demam tinggi atau kejang
Sumber: Kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar