Selasa, 27 September 2011

Asuhan Keperawatan CKR


PENGERTIAN
Cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif yang diperlukan tindakan ersusitasi, anamnesia dan pemeriksaan umum, serta neurologis(Mansjoer Arif,2000)
Cidera kepala adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan neuron yang menimbulkan gangguan mental dan fisik bahkan kematian(Price Slyfia Anderson 1995)

ETIOLOGI
Sebab-sebab cidera kepala
      I.        Trauma Tumpul
·         Kecepatan tinggi (tabrakan mobil)
·         Kecepatan rendah (terjatuh,terpukul)
     II.        Trauma Tembus (luka tembus peluru,dan cidera tembus lainnya)

KLASIFIKASI
            Cidera kepala dapat diklasifikasikan berdasakan tingkat keparahan dan monologi cidera
a.      Keparahan cidera
Ringan  : Skala Koma Glaslow 14 – 15
Sedan   : GCS 9 -13
Berat                : GCS 3 – 8

b.    Morfologi
·         Fraktur tengkorak
Kranium            : Linier/Stelatum depresi/non depresi,termuka/tertutup
Basis                : Dengan atau tanpa kebocoran cairan scebraspinal
  dengan atau tanpa kelumpuhan nervus VII
·         Lesi intracranial
Fecal                : Epidural, subdural, intra sebebral
Difus                : Konkusi ringan, konkusi klasik, cidera aksonal difus

c.     Klasifikasi Klinik
·         Tinkat I
Kehilangan cairan sesaat pasca trauma
ü  Orientasi baik
ü  Tidak ada deficit neurologic
·         Tingkat II
Kesadaran Menurun
ü  Dapat mengikuti perintah
·         Tingkat III
Kesadaran sangat menurun
ü  Tidak bias mengikutu perintah
·         Tingkat IV
Tidak ada F2 neurologis sama sekali

GAMBARAN KLINIS
            Gejala yang ditimbulkan bergantung pada besarnya dan distribusi cidera otak
a)     Nyeri menetap / setempat biasanya menunjuk faktur
b)    Fraktur pada kubah krantal menyebabkan pembengkakan pada area tertentu
c)     Fraktur pada gangsal tulang tengkorak seringkali mentebabkan hemorogi dari hidung, telinga dan darah mungkin akan terlihat pasa konjungtiva
d)    Drainase cairan cerebro spinal dari telinga dab hidung menandakan fraktur gasal tulang tengkorak
e)     Cairan cerebro spinal yang mengandung darah menunujukan alsorsi obat

PATOFISIOLOGI
            Kerusakan neorologik langsung disebabkan oleh suatu benda yang menembus dan merobek jaringan otak oleh pengaruh suatu energi.
            Cidera pada umumnya di jumpai pada trauma tumpul setelah kecelakaan mobil.
a)     Hematoma Epidural
Terjadi di daerah perototemoral akibat robekan arteri meningea media. Hematoma yang membesar didaerah temporal menyebabkan tekanan pada labus temporalis otak kedaerah bawah dan dalam, tekanan ini menyebabkan bagian media lobus mengalami herniasi dan sirkulasi arteria menyebabkan kehilangan kesadaran.

b)    Hematoma Subdural Akut
Disebakan oleh tekanan pada jaringan otak da herniasi otak dalam teoramenmaknon yang meninbulkan tekanan pada batang otak dan menyebabkan berhentinya pernafasan.

c)     Hematoma Subdural Sub Akut
Adanya trauma kepala yang menyebabkan ketidaksadaran tapi kondisi ini tidak akan bertahan lama, karena TIK yang seiring dengan pembesaran hematoma akan membuat klien tidak sadar,tidak merespon nyeri.

d)    Hematoma Subdural Kronik
Trauma pertam merobek salah stu vena yang melewati ruangan subdural,terjadi pendarahan secara lambat dengan ruangan subdural,dalam 7 – 10 hari setelah terjadi pendarahan darah dikelilingi oleh membrane mukosa.


PATWAYS
Trauma / kecelakaan

Jaringan otak rusak

Kerusakan neurologic

Kulit kepala       Tulang tengkorak           Otak

Lesi                  Praktur              Kontusio           Hematoma        Hematoma
                                                Parenkim           Subdural           Epidura                        
Nyeri
Nyeri
                       
                                                H.Subdural        H.Subdural        Akulomotori      Alteri
                                                akut                  kronik   
                                                                                             Dilatasi      Tidak        Disertai tek pd
Trauma kepala               Robeknya       pupil         disertai      temporal
                                                                   Vena subdural                    cidera lain
                                                                                             Resti cidera               Herniasi sirkulasi
                                  TIK & hematoma         Pendarahan                                   Sembuh        arteri 1

                              Penurunan kesadaran    Perbedaan                                              Anoreksia
                                                                     tekosmatik
Nutrisi < kebat
Intoleramsi Aktivitas   Defisit Perawatan diri                                                           
G3 Body Image
                                                                     Rusaknya sel darah
                                    
Perub.fungsi jaringan

Resti infeksi    
                                                           
                                             
                                               


PENATALAKSANAAN
a.     Usahakan jalan pernafasan yang lapang
b.    Hentikan pendarahan
c.     Bila fraktur pasang bidai
d.    Letakkan pasien dalam posisi miring        muntah bebas kaluar dan tidak mengganggu pernafasan
e.     Profikasi anti kronik bila ada luka berat
f.     Shoek infuse dari        I – III        : 1,5 liter/hari
                                  IX            : 2,5 liter/hari
Bising usus(+)
Ø  Usus
Ø  Makanan cair : 2X3X1 hari
Ø  2000 kalori/hari
g.    Odema otak                : manitol 20%
h.     Menghambat oedema serebri : 1 liter
i.      Priksa PCO2                : 42 MnHg PO2 = 70 MnHg
j.      Hematoma epidural dan subdural
Ø  RO kepala
Ø  CT. scan
Ø  Operasi

KOMPLIKASI
a.     Infeksi sistematik/infeksi bedah neuro
b.    Dalalisme saraf vikal
c.     Defisit psikososial organic tidak respon emosional

KONSEP KEPERAWATAN
A.    Fokus Pengkajian ( Doenges 1999 : 270 )
Ø  Aktivitas dan istirahat
Gejala            : Merasa lemah, lelah, kaku
Tanda             : Perubahan kesadaran, hemiparose
Ø  Sirkulasi
Gejala            : Perubahan tekanan darah/frekuensi jantung
Ø  Integrutas Ego
Gejala            : Perubahan tingkah laku
Tanda             : Cemas, mudah tersinggung
Ø  Eliminasi
Gejala            : Inkontinensia kandung kemih, usus mengalami gangguan    
            Fungsi
Ø  Makanan Cairan
Gejala            : Mual, muntah & mengalami perubahan selera makan
Tanda             : Gangguan menelan, muntah
Ø  Neuro Sensori
Gejala            : Kehilangan kesadaran sementara
Tanda             : Perubahan kesadaran bias sampai koma, perubahan
                         status mental
Ø  Nyeri/Kenyamanan
Gejala            : Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berat
Tanda             : Wajah menyeringai, respon menarik pasa rangsangan
                        nyeri yang hebat, gelisah
Ø  Pernafasan    
Tanda             : Perubahan pola nafas
Ø  Interaksi
Tanda             : Afasia metorik/sensorik, bicara tanpa arti

B.    Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

1.     Intoleransi aktivitas berdasarkan penurunan
Tujuan            : Mengembalikan frekuensi tubuh
KH                 : Rom normal dipertahankan
Intervensi
ü  Kaji kemampuan & keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi
ü  Ubah posisi pasien secara teratur
ü  Berikan latihan tentang gerak

2.     Defisit perawatan diri berdasarkan penurunan kesadaran dan kerusakan mobilitas fisik
Tujuan            : Meningkatkan perawatan diri pasien
KH                 : Pasien mampu melakukan perawatan pada dirinya tanpa
                        Bantuan
Intervensi
ü  Pastikan system komunikasi individu yang digunakan untuk mengekspresikan kebutuhan kekamar mandi
ü  Waspada terhadap kemungkinan pasien jatuh
ü  Bantu sedikit dalam Perawatan diri pasien

3.     Nutrisi kurang dari kebutuhan berdasarakan anareksia
Tujuan            : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
KH                 : Pola makan meningkat
Intervensi
ü  Kaji kemampuan pasien untuk menelan
ü  Auskuitasi bising, usus
ü  Timbang berat badan tiap hari

4.     Perubahan perfusi jaringan berdasarkan trauma pembuluh darahpada subdural
Tujuan            : Mempertahankan frekuensi motorik/sensorik
KH                 : Tidak ada tanda – tanda peningkatan TIK
Intervensi
ü  Kaji respon motorik terhadap perintah yang sederhana
ü  Catat gerakan anggots terhadap tubuh pada posisi kiri dan kanan secara terpisah
ü  Pantau statuis neurologi secara teratur
ü  Kaji frekuensi yang brdasarkan keadaan tentang koma

5.     Resti inteksi berdasarkan rusaknya sel darah pada subdural
Tujuan            : Infeksi tidak terjadi
KH                 : Menyanpai penyembuhan infeksi
Intervensi
ü  Kaji daerah yang mengalami infeksi
ü  Rawat dengan prinsip septic&anti septic
ü  Pantau suhu tubuh secara teratur

6.     Resti cidera berdasarkan frekuensi sensor/penglihatan skunder terhadap dilatasi pupil
Tujuan            : Tidak terjadi cidera
KH                 : Penglihatan kembali normal
Intervensi
ü  Kaji keadaan pupil, catat ukuran, ketajaman
ü  Kaji perubahan dalam penglihatan
ü  Kaji letak/gerakan mata, catat apakah ada posisi tengah/ada deviasi pada salah satu sisi
ü  Observasi adanya kejang dan lindungi pasien dari cidera

7.     Gangguan rasa nyaman berdasarkan lesi di kulit kepala
Tujuan            : Rasa nyaman ( nyeri ) berdasarkan lesi di kulit kepala
KH                 : Pasien mengungkapkan peningkatan kenyamanan
Intervensi
ü  Kaji kenyamanan pasien, seperti member bantalan pada tempat tidur
ü  Hilangkan suara bising yang berlebihan



KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ( AKTIVITAS)

PENGERTIAN
           Aktivitas adalah suatu energy / keadaan bergerak dimana manusia memerlukan hal tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan hidup(Tarwoto ,Wartonah 2003)

KONSEP DASAR
Sistem Skeletal berfungsi :
1.     Mendukung dan member bentuk jaringan tubuh
2.     Melindungi bagian tubuh
3.     Tempat melekatnya otot dan tendom
4.     Sumber material seperti garam dan fosfat
Body Mekanik
          Adalah penggunaan organ secara efisien & efektif sissi dengan frekuensinya untuk mempermudah pembahasan body mekanik maka perlu dipahami bodi oligment, keseimbangan dan ordinasi penggerakan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi bodi agliment dan penggerakan:
Ø  Tingkat perkembangan tubuh
Ø  Kesehatan fisik
Ø  Keadaan nurtisi
Ø  Emosi
Ø  Kelemahan neotomuskuler
Ø  Pekerjaan

Faktor – faktor yang mempengaruhi kurangnya pergerakan
Ø  Gangguan muskoloskeletal
Ø  Ostexporosis
Ø  Atropi
Ø  Kontraktur
Ø  Kekakuan & sakit sendi
Ø  Gangguan kardiovaskuler
Ø  Posrural hipotensi
Ø  Vasodilatasi vena
Ø  Peningkatan penggunaan valsasa maneuver

Ø  Gangguan system respirasi
Ø  Penurunan gerak pernafasan
Ø  Bertambahnya gerak pernafasan
Ø  Atelektesis

PENGKAJIAN
A.    Tingkatan aktivitas sehari-hari
·         Bila aktivitas sehari
·         Jenis frekuensi dan lamanya latihan fisik

B.    Tingkat kelelahan
·         Aktivitas yang membuat lelah
·         Riwayat sesak nafas

C.    Gangguan pergerakan
·         Penyebab gangguan pergerakan
·         Tanda dan gejala

D.    Pemeriksaan fisik
·         Tingkat kesadaran
·         Postur/bentuk tubuh                  : Skoliosis,kifosis,lordosis
·         Ekstremitas
ü  Kelemahan
ü  Gangguan sensorik
ü  Tonus otot
ü  Atropi
ü  Tremot
ü  Kekuatan otot
ü  Kemampuan berjalan,duduk,berdiri
ü  Nyeri sendi
ü  Kekuatan sendi
ü  Gerakan tak terkendali



KEMUNGKINAN DIAGNOSA
           Intoleran aktivitas adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktivitas.
1.     Kemungkinan penyebab
                      i.        Kelemahan umum
                     ii.        Bedrast yang lama
                    iii.        Motivasi yang kurang
                    iv.        Nyeri

2.     Kemungkinan ditemukan data
                      i.        Verbal mengatakan adanya kelemahan
                     ii.        Sesak nafas
                    iii.        Kesulitan dalam pergerakan
                    iv.        Abnormal nadi, tekanan darah terhadap respon aktivitas
                     v.         
3.     Kondisi klinik
                      i.        Anemia
                     ii.        GGK
                    iii.        Kardinal aritmia
                    iv.        Cop D
                     v.        Gangguan jantung
                    vi.        Gangguan metabolis
                   vii.        Gangguan muskusa keletal

Tujuan yang diharapkan
Ø  Kelemahan yang berkurang
Ø  Berpartisipasi dalam perawatan diri
Ø  Mempertahankan kemampuan aktivitas seoptimal mungkin












Intervensi
Rasional

1.     Monitor keterbatasan aktivitas kelemahan saat aktivitas
2.     Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
3.     Catat TTV sebelum&sesudah aktivitas
4.     Kolaborasi dengan dokter & fisio terapi dalam aktivitas
5.     Lakukan istirahat yang edekuat setelah latihan & aktivitas
6.     Berikan diit yang edekuat dengan kolaborasi ahli gizi
7.     Berikan pengertian kesehatan tentang :
ü  Perubahan gaya hidup untuk menyipan energy
ü  Penggunaan alat bantu pergerakan

1.     Menurut intervensi
2.     Pasien dapat memilih dan merencanakan sendiri
3.     Mengkaji sejauhmana perbedaan peningkatan selama aktivitas
4.     Meningkatkan kerja sama tim & perawat holistick
5.     Membantu mengembalikan energy
6.     Metabolisme membutuhakan energi
7.     Peningkatan pengetahuan dalam perawatan diri


DAFTAR PUSTAKA

          Arief, Mansjoer.2000.Kapita SelektaKedokteran.Jakarta.Aescupilaris
          Doenges,Marilyn.1999.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarata.EGC
          Sylvia,Price.1995.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarata.EGC
          Wartonan,Tarwoto.2004.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta.Salemba Medikal
          Smelizer,Suzamec.Keperawatan Medikal Bedah.Edisi Brunner and Sudart.Jakarta.EGC

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...