A. Definisi
· Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. (Mansjoer, 2000)
· Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdaspat diseluruh tubuh (FKUI, 1985)
· Obesitas adalah akumulasi lemak yang berlebihan dan luas disubcutan dan jaringan lain (Behrman, 1999)
B. Etiologi
Obesitas biasanya dikarenakan kelebihan masukan energi dari yang dibutuhkan tubuh. Faktor penyebab lain yaitu :
1. Hereditas
Obesitas dapat menurun dalam keluarga tetapi mekanismenya masih belum jelas. Dalam tubuh terdapat suatu protein yang dikenal dengan nama leptin dan diproduksi oleh sel – sel lemak (adipositas) yang disekresikan kedalam darah. Leptin in iberfungsi sebagai suatu duta (massanger) dari jaringan adiposa yang memberikan informasi ke otak mengenai ukuran massa lemak, tetapi pada orang obese proses ini mungkin tidak berjalan sebagaimana mestinya.
2. Gangguan Emosi
Makan, bagi sebagian orang juga dapat memberikan respon dari emosi negatif seperti kebosanan dan kesedihan
3. Gangguan hormon
Walaupun sangat jarang, adakalanya obesitas disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antar hormon, seperti pada sindroma cushing
4. Faktor Sosial Ekonomi
Di kehidupan sehari – hari terdapat suatu kontradiksi hubungan antara status ekonomi sosial dan prevalensi everweight.
Di tingkat sosial yang rendah, dimana makanan sukar didapat, overweight tampak sebagai suatu indikator visual terhadap tingkat kesejahteraan dan status. Namun sebaliknya, pada tingkat sosial yang lebih tinggi, kekurusan dianggap sebagai suatu keinginan yang harus diraih sedangkan overwight dipandang sebagai suatu indikator terhadap satus yang lebih rendah.
C. Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya, obesitas dibagi menjadi :
1. Obesitas primer : disebabkan faktor nutrisi dengan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi masukan makanan yaitu masukan makanan berlebih dibanding dengan kebutuhan energi yang diperlukan tubuh
2. obesitas sekunder : disebabkan adanya penyakit / kelainan kongenital, endoktrin
Menurut patogenesis dapat dibagi menjadi 2 golongan :
- Regulatory : gangguan primernya berada pada pusat yang mengatur masukan makanan
- obesitas metabolik : kelainan pada metabolisme lemak dan karbohidrat.
(Mansjoer, 2000)
D. Patofisiologi
Kelebihan energi oleh tubuh akan diubah menjadi zat lemak yang kemudian akan disimpan sebagai jaringan lemak dibawah kulit dan juga pada organ – organ lain. Kelebihan energi dapat terjadi sebagai akibat masukan energi yang berlebihan, penggunaan energi yang kurang atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Mekanisme makan sebenarnya diatur oleh puast – pusat pada batang otak bawah. Fungsi pusat makan dalam hipotakimus untuk mengatur jumlah masukan makanan dan menimbulkan rangsangan aktivitas pusat – pusat yang lebih rendah.
(FKUI, 1985)
E. Pathway
Hereditas Gangguan emosi,
Gangguan hormon
Leptin tidak
Berfungsi maksimal
Disfungsi
Pola makan
Nutrisi lebih dari
Kebutuhan tubuh
Kelebihan
Masukan energi
Zat lemak gaya hidup
Monoton
Disimpan dalam
Jaringan / organ
Kurang Intoleran aktivitas
Olah raga
Kelebihan lemak
Koping tidak
efektif
Persepsi
Penampilan fisik
Gangguan harga diri
F. Manifestasi Klinis
Obesitas dapat menjadi jelas pada setiap umur, tetapi obesitas tampak paling sering pada usia 1 tahun pertama, pada usia 5 – 6 tahun dan selama remaja.
Gejala yang tampak pada anak obesitas :
- Hidung yang tampak relatif kecil dengan dagu yang berbentuk ganda
- Buah dada seolah – olah berkembang
- Perut membuncit dan dinding perut berlipat – lipat
- Kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel yang menyebabkan laserasi dan ulserasi
- Pada anak laki – laki, penisnya terlihat kecil karena sebagian organ tersebut tersembunyi dalam jaringan lemak pubis.
(Mansjoer, 2000)
G. Penatalaksanaan
Umumnya pengobatan pada obesitas ditujukan apda program perbaikan gizi. Namun demikian perlu diperhatikan pula tentang faktor psikososial yang mengizinkan atau memperkuat sikap anak untuk makan banyak dan kurang bergerak. Untuk itu penanganan obesitas melibatkan doter anak, psikolog perkembangan, psikater anak, pekerja sosial, ahli gizi dan perawat. Keterlibatan keluarga adalah mutlak perlu untuk keberhasilan terapi.
Dalam pengaturan makan anak obesitas, perlu diperhatikan beberapa dibawah ini :
- Kalori : harus sesuai dengan kebutuhan normal
- Diet seimbang : karbohidrat 50 % kalori, lemak 35 % kalori, protein cukup untuk tumbuh kembang normal
- Pembagian kalori harus sedemikian rupa, sehingga salah satu porsi tidak boleh melebihi 1000 kalori
- Bentuk dan jenis makanan harus yang dapat diterima oleh anak serta tidak dipaksa makan makanan yang tidak disukai
- Tidak ada petunjuk khusus tentang jenis makanan yang dilarang atau diretriksi tanpa alasan
Untuk meningkatkan penggunaan energi, latihan jasmani yang lebih intensif menjadi pilihan pertama. Pilihlah kegiatan yang disukai anak tersebut sesuai dengan umurnya.
Menurunkan berat badan dengan drastis dapat menghentikan pertumbuhan. Menurunkan berat badan anak dengan obesitas berat sebaliknya tidak melebihi 500 g tiap minggunya. Untuk menurunkan berat badan sebanyak 500 g tiap minggu, jumlah energi yang harus dikurangi setiap minggunya kira – kira 3.250 kkal atau tuap harinya 450 – 500 kkal.
(Mansjoer, 2000)
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Antropometri
1. Mengukur BB
2. Menghubungkan BB dengan tinggi badan (TB), selain menerminkan proporsi atau penampilan juga dapat ditenukan masa tubuh tanpa lemak dengan cara menghitung BMI ( Body Mass Index) yaitu BB / TB.
3. Mengukur langsung banyaknya lemak subkutis dengan pengukuran tebal lipatan kulit yang dialkukan pada lengan atas bagian tengah, diatas otot triseps.
(Mansjoer, 2000)
I. Komplikasi
Obesitas memicu terjadinya penyakit – penyakit lainm diantaranya :
1. Penyakti jantung
2. Diabetes melitus
3. Gangguan fungsi paru
4. Meningkatkan kadar kolesterol
5. Gangguan orthopedik
6. Rentan terhadap kelainan kulit
J. Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Observasi adanya manifestasi kegemukan
- Anak tampak kelebihan BB
- BB diatas standar
- Ketebalan lipatan kulit lebih dari standar
- Lemak tubuh meningkat diatas standar
3. Dapatkan riwayat obesitas pada keluarga dan kebiasaan diet serta makanan kesukaan
4. dapatkan riwayat kesehatan, termasuk analisa grafik BB, kebiasaan makan, perilaku terutama yang berhubungan dengan aktivitas fisik
5. wawancarai anak dan keluarga untuk mengetahui faktor psikologi yang mungkin berperan pada obesitas
6. bantu dengan prosedur diagnostik dan tes, misal : pengukuran antropometrik
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfungsi pola makan, masukan makanan yang lebih dari kebutuhan tubuh.
Kriteria hasil :
- Menunjukkan perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan.
- Menyesuaikan diri dari perencanaan diet yang ditentukan
- Menunjukkan penurunan BB
Intervensi :
- Bimbing klien dan keluarga untuk membuat catatan tentang segala sesuatu yang dimakan, waktu makan 2 jumlah yang dimakan.
- Indentifikasi stimulus makanan
- Kaji lingkungan makan
- Siapkan makanan hanya dengan jumlah yang akan dimakan
- Gunakan aktifitas selain makan untuk menghadapi stress emosional, kebosanan dan keletihan
- Kolaborasi dengan ahli diet dalam menentukan kebutuhan nutrisi.
2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton
Kriteria hasil :
- Dapat mengikuti latihan dan aktivitas yang disukai secara teratur
Intervensi :
- Kaji pola aktivitas dan minat klien
- Atur aktivitas terprogram seperti lari, renang, bersepeda
- Dorong aktivitas rutin seperti berjalan
- Dorong aktivitas yang menekankan perbaikan diri
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya / kurangnya olah raga, gizi buruk.
Kriteria Hasil :
- Klien menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri
Intervensi :
- Implementasikan program penurunan BB di sekolah
- Gunakan teman sebaya sebagai sponsor dan pemberi penguat positif
- Lakukan penimbangan BB sebelum melakukan latihan dengan melibatkan orang dewasa
- Beri pendidikan tentang nutrisi
- Izinkan anggota keluarga untuk bertindak sebagai pemantau di rumah
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik
Kriteria hasil :
- Klien mempertahankan sikap positif terhadap program penurunan BB
- Klien mengekspresikan perasaan dan kekawatirannya mengenai masalah
Intervensi :
- Dorong remaja untuk mendiskusikan perasaan dan kekawatirannya
- Kuatkan perncapaian sehingga anak tidak berkecil hati dalam mencapai tujuan
- Bantu klien dengan menggali aspek positif dari penampilan dan cara – cara untuk meningkatkan aspek – aspek tersebut
- Dorong dan dukung klien untuk berfikir positif (individu dengan BB berlebih sering mempunyai pikiran negatif)
- Dorong untuk beraktifitas dan berinteraksi dengan teman sebaya
DAFTAR PUSTAKA
Abdoerrachman, dkk. 1985. Ilmu Kesehatan Anak I. FKUI : Jakarta
Behrman, Rihard E. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Volume 1. Alih Bahasa : A. Samik Wahab. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2 Media Aeseulapius : Jakarta
Pudjiadi, Solihin. 2000. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Edisi 4. FKUI : Jakarta.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa : Monica Ester. Edisi 4. EGC : Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar