Rabu, 29 Juni 2011

KTI DM BAB I


A.       Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) berasal dari kata Yunani “diabinein” yang artinya “tembus” atau “pancuran air” dan kata lain mellitus yang artinya “rasa manis”yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus dan bervariasi terutama setelah makan. Diabetes Mellitus juga merupakan suatu keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.
Banyak orang yang masih menganggap penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Pada hal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk saya sendiri dan anda. Namun, yang perlu anda dan saya pahami adalah kita tidak sendiri. (www.google.com/kencing manis/index.html)
Sebagai dampak positif pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam kurun waktu 60 tahun merdeka. Pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun, meskipun diakui bahwa angka penyakit infeksi ini masih dipertanyakan dengan timbulnya penyakit baru seperti hepatitis B, AIDS, angka kesakitan TBC yang masih tinggi, dan akhir-akhir ini flu burung, Demam Berdarah Dengue (DBD), antraks dan polio melanda Negara kita yang kita cintai ini. Dilain pihak penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya diabetes meningkat dengan tajam. Perubahan pola penyakit itu diduga ada hubungannya dengan cara hidup yang berubah pola makan barat-baratan, dengan komposisi makanan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam, dan mengandung sedikit serat. Komposisi makanan seperti ini terutama terdapat pada makanan siap santap yang akhir-akhir ini sangat digemari terutama oleh anak-anak muda. Disamping itu cara hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan dari pagi sampai sore bahkan kadang sampai malam hari duduk dibelakang meja menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk berkreasi atau berolahraga, apalagi bagi para eksekutif hampir setiap hari harus ”lunch” atau ”dinner” dengan para relasinya dengan menu makanan barat yang ”aduhai” pola hidup beresiko seperti inilah yang menyebabkan tingginya kekerapan Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, diabetes.  (www.google.com/ kencing manis/index.html)
Menurut data WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus didunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia mengidap diabetes. Namun, pada tahun 2006 diperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia meningkat tajam menjadi 14 juta orang, dimana baru 50 % yang sadar mengidapnya dan diantara mereka baru sekitar 30 % yang datang berobat teratur. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi dimasyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya. (www.google.com/kencing manis/index.html)
Menurut penelitian epidemologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 % dengan 1,6 % kecuali di 2 tempat yaitu dipekajangan (suatu desa dekat Semarang) 2,3 % dan di Manado 6 % di Pekajangan prevalensi ini agak tinggi disebabkan didaerah itu banyak perkawinan antara kerabat, sedangkan di Manado yang secara geografis dan budayanya yang dekat dengan Filipina, ada kemungkinan prevalensi di Manado tinggi karena di Filipina juga tinggi yaitu sebesar 8,4 % - 12 %. Penelitian di Jakarta tahun 1993, kekerapan Diabetes Mellitus dikelurahan Kayu Putih adalah 5,96 % di Jawa Barat tahun 1995 angka itu hanya 1,1 %. Penelitian terakhir antara tahun 2001 dan 2005 didaerah Depok didapatkan prevalensi DM tipe-2 sebesar 14,7 %, di Makasar tahun 2005 mencapai 12,5 %. Suatu angka yang sangat mengejutkan.
Melihat tendensi kenaikan kekerapan diabetes secara global yang tadi dibicarakan terutama disebabkan oleh karena peningkatan kemakmuran suatu populasi. Maka dengan demikian dapat dimengerti bila suatu saat atau lebih tepat lagi dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang kekerapan DM di Indonesia akan meningkat dengan drastis. (FKUI ; 2006)
Angka rawat inap bagi penderita Diabetes Mellitus adalah 2,4 kali lebih besar pada orang dewasa dan 5,3 kali lebih besar pada anak-anak bila dibandingkan dengan populasi umum separuh dari keseluruhan penderita diabetes yang berusia lebih dari 65 tahun dirawat dirumah sakit setiap tahunnya, komplikasi yang serius dan dapat membawa kematian sering turut menyebabkan peningkatan angka rawat inap bagi para penderita diabetes, maka selama klien dirawat di rumah sakit, perawat yang selama 24 jam berada disamping klien sangat diharapkan perannya, tidak hanya terhadap keadaan fisik klien, tetapi juga psikologis klien dan memberi motivasi dan edukasi kepada klien tentang pentingnya kepatuhan klien terhadap diet dengan tidak mengesampingkan aspek asuhan keperawatan yang lain. (www:google.com/kencing manis).
Berdasarkan hal diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul ”Asuhan Keperawatan Klien Diabetes Mellitus Pada Tn. K di Ruang Penyakit Dalam C3 Lt. 1 RSDK Semarang.”

B.       Tujuan Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ini penulis mempunyai tujuan, yaitu :
1.        Untuk memahami masalah keperawatan yang timbul pada Tn.K dengan Diabetes Mellitus.
2.        Untuk memahami alternatif pemecahan masalah keperawatan yang timbul pada Tn.K dengan Diabetes Mellitus.
3.        Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.K dengan Diabetes Mellitus.



C.       Metode Penulisan
Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu pengumpulan data berdasarkan apa yang ada waktu observasi.
(Dempsey, patricia Ann, 2002)
Dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Tn. K dengan diabetes mellitus di ruang C3 lantai 1 RSDK Semarang berupa studi kasus dengan proses keperawatan, sedangkan tekhnik pengumpulan data meliputi :
1         Wawancara
Wawancara adalah suatu pola komunikasi penuntun untuk tujuan khusus dan berfokus pada isi bidang khusus. (potter, 1996)
Dalam pelaksanaanya penulis mengaplikasikan pada Tn. K dengan diabetes mellitus di ruang C3 lantai 1 RSDK Semarang berupa tanya jawab pada klien, keluarga klien, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain yang ikut ambil bagian dalam merawat dan mengobati pasien.
2         Observasi partisipasi
Observasi partisipasi adalah mengadakan pengawasan terhadap perkembangan pasien dengan ikut serta melaksanakan asuhan keperawatan. (Dempsey,patricia Ann, 2002)
Dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Tn. K dengan diabetes mellitus di ruang perawatan penyakit dalam C3 lantai 1 RSDK Semarang berupa pengamatan dan perawatan langsung kepada klien guna mengetahui keadaan dan perkembangan penyakitnya selama di rumah sakit dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

3         Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mempelajari, buku, laporan, catatan medik dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya. (Dempsey, Patricia Ann, 2002).
Dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Tn. K dengan diabetes mellitus diruang C3 lantai 1 RSDK Semarang berupa mempelajari catatan medik dan catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang.
4         Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah ketrampilan dasar yang digunakan selama pemeriksaan antara lain : inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi yang memungkinkan perawat untuk mengumpulkan data fisik klien yang luas. (Dempsey, Patricia Ann, 2002).
Dalam pelaksanaannya penulis mengaplikasikan pada Tn. K dengan diabetes mellitus di ruang C3 lantai 1 RSDK Semarang berupa pemeriksaan fisik klien secara langsung.

D.       Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran secara jelas mengenai penyusunan karya tulis ini maka akan diuraikan secara singkat dalam bentuk per bab. Karya tulis ini disusun dalam lima bab, yaitu :
Bab I                : Pendahuluan, yaitu meliputi latar belakang, tujuan, metode dan tekhnik penulisan / pengumpulan data, sistematika penulisannya.
Bab II               : Konsep dasar, meliputi pengertian, anatomi, dan fisiologi, etiologi dan predisposisi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways keperawatan, fokus intervensi dan rasional.
Bab III             : Tinjauan kasus, meliputi pengkajian, analisa data, pathways keperawatan kasus, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi.
Bab IV             : Pembahasan
Bab V               : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...